Tuesday, July 14, 2009

NIGHT (61-40-001-0)


Pengarang : ELIE WIESEL
Tahun : 2007
ISBN : 9789790152212
penerbit : Erlangga

Price: Rp. 45,000 (including 0 % tax)

Sinopsis:

Elie Wiesel adalah seorang bocah kecil yang lahir di kota kecil Sighet, Romania. Elie belum genap berusia 15 tahun ketika pasukan Jerman datang dan perlahan mengambil alih kendali di kota kelahirannya. Suasana kota tempat Elie tinggal pun berubah. Rasa damai perlahan dikotori oleh rasa was-was. Pikiran was-was berubah menjadi pergunjingan diam-diam dan kasak-kusuk. Sayangnya, pengharapan yang tak kunjung mati bagai menyurutkan keinginan warga setempat untuk lari sebelum terlambat. Setiap kaki seperti terpaku, setiap tubuh bak beku hanya menunggu. Logika dibutakan oleh pengharapan yang mewujud sebagai pengingkaran terhadap kenyataan. Sampai akhirnya, ketakutan yang mengendap-endap di relung hati yang tergelap pun menyeruak muncul. Dan semuanya telah terlambat. Pengisolasian telah terjadi.

Pertama-tama, keluarga Elie Wiesel dan seluruh warga Yahudi asli maupun keturunan dipisahkan dan diungsikan di gheto-gheto atau perkampungan khusus. Tak ada penjaga ataupun terali yang membatasi. Mereka hanya dikumpulkan senasib dengan saudara-saudara mereka sesama Yahudi. Namun selanjutnya, perlahan mereka dipindahkan dan dipisah-pisahkan dari satu gheto ke gheto lain yang kondisinya makin mengenaskan. Kali ini barang-barang berharga mereka dirampas dan kebebasan direnggut oleh pagar berduri dan gerbang yang terkunci. Sampai akhirnya ungkapan mengerikan tercetus dari mulut ke mulut. TRANSPORTASI. Kata itu digunakan untuk menggambarkan lokomotif yang datang membawa deretan gerbong ternak. Namun, bukan ternak yang berdesak mengisinya, melainkan manusia. Mereka yang terpilih dari gheto-gheto itu yang akan mengisinya.


Perjalanan panjang dalam gerbong penuh sesak manusia, tanpa udara, dan tanpa air apalagi makanan. Penderitaan yang membayang dan keputusasaan menyebabkan histeria. Yang fisiknya tidak kuat menahan lapar dan haus dilempar keluar. Yang masih kuat melanjutkan perjalanan ke kamp konsentrasi. Tempat yang jauh lebih mengerikan dari sempit dan pengapnya gerbong ternak. Auschwitz adalah kamp tujuan mereka, tempat pembantaian manusia dilakukan. Anak-anak dan wanita dipisahkan, demikian pula orang tua yang sakit. Mereka menjadi mangsa senapan-senapan yang lapar di depan liang pekuburan yang sudah mereka persiapkan sendiri. Sebagian menjadi umpan api bagi cerobong pembakaran, krematorium bagi orang yang terlempar hidup-hidup.


Di kamp terkutuk itu, Elie Wiesel kehilangan ibu, kakak perempuan, dan adik bungsunya yang cantik, Tzipora. Dengan menipu umur, Elie dan ayahnya berhasil lolos dari lubang maut dan dipekerjakan sebagai buruh paksa di perkebunan maupun pabrik. Mereka diharuskan terus bekerja tanpa didukung oleh pangan yang layak. Bubur cair adalah menu utama mereka. Perlahan tubuh yang kuat mulai lesu, otot yang kekar mulai mengurus. Dalam kondisi yang disengaja untuk sulit dilalui itu, penyeleksian secara rutin terus terjadi. Yang lemah menjadi sasaran kamar gas atau cerobong pembakaran.

Kisah ini berisi perjuangan si bocah Elie bertahan dari situasi sulit dan nyaris tak memungkinkan bagi manusia untuk bertahan. Perpindahan dari kamp Auschwitz, Buna, Buchenwald, sampai Gleiwitz, dan kehilangan ayah yang menjadi harapan terakhir untuk bertahan hidup. Sampai akhirnya, hari pembebasan pun datang.

Buku ini adalah sebuah masterpiece kemanusiaan yang patut dibaca oleh semua kalangan.

0 comments:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP